lingkaranrakyat.com – Pandemi virus Corona atau COVID-19 telah membuat permintaan properti mengalami penurunan drastis. Meski begitu masih ada secercah harapan, permintaan hunian masih ada meski tak sebesar seperti biasanya.
Kondisi saat ini seharusnya dianggap sebagai tantangan bagi pelaku industri properti. Jika pintar mencari celah maka tentu masih bisa bertahan.
“Dalam kondisi saat ini, semua pelaku bisnis properti dihadapkan pada sebuah tantangan untuk dapat beradaptasi mengikuti kondisi dunia yang berubah sangat cepat. Kita dipaksa untuk lebih cepat lagi menyesuaikan diri. Perubahan yang terjadi membuat sebuah kondisi normal yang tidak normal lagi atau yang biasa disebut the new normal,” kata CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda.
Dari sisi pelaku usaha juga harus selalu berusaha untuk berinovasi khususnya dalam hal kegiatan sales marketing. Misalnya dengan memanfaatkan jaringan media sosial dan kemajuan teknologi informasi dalam memperkenalkan dan memasarkan produk seperti yang dialkukan PT Repower Asia Indonesia Tbk (Repower) misalnya,
“Selain itu, dalam menghadapi kebijakan work from home, perseroan hingga sekarang terus melakukan terobosan dalam hal teknologi informasi agar aktivitas perkantoran bisa tetap berjalan dan ter-update dalam menghadapi era new normal,” kata Direktur Utama PT Repower Asia Indonesia Tbk Aulia Firdaus.
Perusahaan ini mengaku optimistis mampu menjaga penjualan sepanjang 2020 seiring masih tingginya kebutuhan akan hunian. Sepanjang triwulan I-2020, penjualan hunian perseroan melonjak 142% dari Rp 1,68 miliar menjadi Rp 4,07 miliar per akhir Maret 2020..
Meski dalam situasi pandemi, perusahaan yakin bisa mendapatkan penjualan dengan menargetkan segmen end user atau konsumen akhir yang dipandang tetap membutuhkan rumah.
Repower mengklaim bahwa konsep dan produk perumahan yang disodorkan sangat menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dari rumah di tengah pandemi Covid-19.