LingkaranRakyat.com
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Mahasiswa
  • Internasional
  • Olahraga
Reading: Breaking News? Cek Fakta Google dan Apple Hilangkan Palestina dari Peta
Share
LingkaranRakyat.comLingkaranRakyat.com
Aa
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Mahasiswa
  • Internasional
  • Olahraga
Search
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Mahasiswa
  • Internasional
  • Olahraga
Follow US
Copyright © 2014-2023 Ruby Theme Ltd. All Rights Reserved.
LingkaranRakyat.com > News > Internasional > Breaking News? Cek Fakta Google dan Apple Hilangkan Palestina dari Peta
Internasional

Breaking News? Cek Fakta Google dan Apple Hilangkan Palestina dari Peta

Nasir By Nasir Published July 19, 2020
SHARE

Lingkaranrakyat.com, JAKARTA — Apple dan Google dikabarkan menghapus Palestina dari peta daring. Meskipun kenyataannya, perusahaan itu belum pernah mencantumkan nama Palestina ke wilayah yang seharusnya milik negara ini dalam peta.

Pencarian untuk Palestina di Apple Maps dan Google Maps menunjukkan garis besar untuk wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat. Garis wilayah itu membentang dari Hebron di selatan ke Jenin di utara, dan dari Yerusalem ke perbatasan Yordania. Hanya saja, tidak ada label Palestina untuk wilayah tersebut.

Laporan Independent menyatakan, klaim bahwa keberadaan Palestina sudah dihapus berasal dari posting Instagram yang viral oleh seorang pengguna bernama “Astagfirvlah” pada 15 Juli. Akun tersebut menuduh raksasa teknologi secara resmi mengeluarkan Palestina dari peta.

Setelah publik gempar dengan informasi tersebut, terjadi pembaruan informasi yang menyatakan unggahan tersebut berisi informasi palsu. Namun, artikel berita dan unggahan dari akun itu telah tersebar ke media sosial lainnya. Kondisi tersebut memunculkan klaim kedua perusahan teknologi itu mendukung pendudukan Israel.

Google tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang tuduhan terbaru tersebut. Namun, situs webnya yang didedikasikan untuk menyatakan batas-batas yang disengketakan memberikan keterangan “Batas yang disengketakan ditampilkan sebagai garis abu-abu putus-putus. Tempat-tempat yang terlibat tidak menyetujui batas.”

Itu bukan pertama kalinya Google dituduh menghapus nama Palestina dari layanan peta. Pada 2016, sebuah petisi Change.org mengklaim bahwa semua yang menyebut Palestina telah dihapus atas desakan pemerintah Israel. Keterangan petisi itu menyatakan dua pendiri Google memiliki hubungan dekat dengan Israel dan para pemimpinnya.

Petisi bernama “Google: Letakkan Palestina di Peta Anda!” hingga sekarang masih aktif. Per 19 Juli, petisi tersebut telah menerima lebih dari 900 ribu tanda tangan dan berharap mencapai target hingga 1 juta dalam waktu dekat.

“Palestina tidak muncul di peta Google. Kenapa tidak? Israel, didirikan di tanah Palestina, jelas ditunjuk. Namun tidak disebutkan Palestina. Menurut Google, Palestina tidak ada,” ujar penggagas petisi tersebut, Zak Martin.

Martin menyatakan dalam keterangan petisi, meletakkan nama Palestina di wilayah yang seharusnya merupakan bentuk mendukung kemerdekaan negara tersebut. Cara itu juga bentuk kebebasan dari pendudukan dan penindasan Israel.

“Baik sengaja atau tidak, Google membuat dirinya terlibat dalam pembersihan etnis pemerintah Israel atas Palestina,” ujar Martin.

Dikutip dari Washingtonpost, setelah lima bulan petisi tersebut dirilis, geger penghapusan Palestina juga menjadi pembahasan ramai. Bahkan kelompok jurnalisme yang berbasis di Kota Gaza mengklaim bahwa bangsa Palestina telah benar-benar dihapus dari peta Google.

“Forum Jurnalis Palestina mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh Google dalam menghapus nama Palestina, dan menyerukan agar Google membatalkan keputusannya dan meminta maaf kepada orang-orang Palestina,” ujar pernyataan dari Forum Jurnalis Palestina pada 3 Agustus 2016.

yang ada, Palestina memang tidak pernah dicantumkan sama sekali, bukan pernah ada dan dihapus keberadaannya. Hanya saja, jika pengguna mengklik nama wilayah, seperti Jalur Gaza atau Tepi Barat, maka keterangan akan menunjukan wilayah ini merupakan salah satu kota di Palestina yang dideklarasikan pada 1988. Bahasa itu telah berlaku sejak 2013, ketika Google mengikuti keputusan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Ns)

Nasir July 19, 2020 July 19, 2020
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link
Previous Article HPP Muratara, GMI Muratara dan Fostara Galang Dana Untuk Korban Kebakaran
Next Article Survei LSI Denny JA: Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Bupati Ogan Ilir 71,37 Persen
Most Popular

You Might Also Like

Internasional

Uji Infeksi Omicron pada Hewan, Kerusakan Paru tak Sebanding Delta

5 Min Read
Internasional

Perintah Jokowi ke Mendag: Turunkan Harga Minyak Goreng!

0 Min Read
DaerahInternasional

SELAMAT ULANG TAHUN YOLA JUNITA JANGAN LUPA BAHAGIA HEHE

0 Min Read
Internasional

Ziarah Makam Alfatih, Harda Belly: Semangatnya Masih Relevan !

2 Min Read
LingkaranRakyat.com

© Lingkaran Rakyat 2023 | All Rights Reserved

Category

  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Mahasiswa
  • Internasional
  • Olahraga

Link Terkait

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Hubungi Kami
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?