Lingkaranrakyat.com | Manggar, Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan pada masa pandemic Covid-19, inspektorat II telah melakukan penjaringan data dan pemantauan. Hal ini dilakukan guna melihat dan menganalisis hal-hal yang dirasa penting dalam implementasi kegiatan belajar mengajar jenjang SMA pada masa pandemic Covid-19.
Guna menyamakan persepsi terkait hal tersebut, inspektorat II Kemendikbud melakukan forum diskusi terpumpun pada Rabu (02/09/2020) pukul 13.00 WIB sampai selesai melalui Zoom Meeting. Hadir didalam forum tersebut, Inspektur Jenderal Kemendikbud, Sekretaris Itjen, Direktorat SMA, Kepala Dinas Pendidikan (Provinsi Bangka Belitung, Sumatera Barat, Riau, dan Bengkulu).
Serta hadir pula Kepala Cabang Dinas Pendidikan Payakumbuh, perwakilan Guru dan orang tua, serta perwakilan dari unsur kepala oleh Kepala SMA Negeri 1 Manggar dan kepala SMA Negeri 5 Pekanbaru.
Membuka Forum Diskusi, Irjen Kemendikbud, Catharina M Girsang memberikan paparan terkait aturan-aturan penyelenggaraan kegiatan belajar tatap muka di masa pandemic Covid-19. “Kita saat ini terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona hijau, kuning, orange, dan merah”, ungkap beliau.
Menurut beliau, zona hijau dan zona kuning boleh melakukan KBM tatap muka. Sedangkan zona orange dan zona merah tidak boleh melakukan KBM tatap muka. Data terbaru menunjukkan 52% daerah di Indonesia masuk ke zona hijau dan kuning, sedangkan 48% lainnya masuk ke zona orange dan merah. Dari data ini beliau mengatakan bahwa KBM tatap muka boleh dilakukan di zona hijau dan kuning dengan catatan disetujui pemda dan orang tua peserta didik.
Menurut beliau apabila salah satu pihak tidak menyetujui, maka dapat dipilih dua opsi yaitu KBM tatap muka atau tetap belajar dari rumah (BDR) bagi yang tidak setuju. Selain iytu, beliau juga menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan kurikulum darurat yang sumbernya tetap pada kurikulum 2013 namun dipangkas menjadi kompetensi-kompetensi penting saja.
Hal ini dilakukan untuk meng-cover hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran selama Covid-19 ini terjadi. Menutup paparannya, ibu Catharina berharap semua pihak dapat bekerja sama serta tetap semangat sampai pandemi ini benar-benar berakhir.
Menyambung pemaparan Irjen Kemendikbud, Direktur SMA Kemendikbud, Purwandi Sutanto juga berharap pandemi ini segera berakhir. Namun sebelumnya, beliau kembali mengingatkan setiap sekolah tetap menerapkan dan menaati protokol pencegahan Covid-19.
Sekolah juga diharapkan dapat mengisi daftar periksa yang kemudian dapat diunggah di laman dapodik. Hal ini menurut beliau dilakukan untuk evaluasi agar sekolah-sekolah yang memang belum siap melakukan KBM tatap muka, tidak melakukannya.
Beliau juga mengingatkan setiap sekolah harus melakukan koordinasi internal agar pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak membebankan peserta didik dengan tugas-tugas yang diberikan secara bersamaan. Hal ini menghindari supaya peserta didik tidak tertekan secara psikologis selama pembelajaran dari rumah dilakukan.
Hal lain yang disampaikan oleh Purwandi Sutanto adalah hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari pandemic ini. Menurut beliau, ada dua hal baik yang dapat diambil dari kejadian ini. Pertama yaitu peningkatan marwah guru. Hal ini dapat dilihat dari perubahan anggapan dari masyarakat dan orang tua mengenai tugas guru. Orang tua dapat membandingkan bagaimana lelahnya mendidik seseorang saat pembelajaran dari rumah dilakukan.
Oleh sebab itu, orang tua khususnya semakin paham dan menghargai peran guru didalam mendidik. Hikmah kedua yang dapat diperoleh adalah peningkatan kompetensi guru. Guru yang sebelum pandemi seolah alergi dengan pemanfaatan TIK dapat benar-benar berubah saat pandemic ini berlangsung.
Guru semakin luar biasa dalam belajar menggunakan TIK dalam pembelajaran agar PJJ dapat berjalan dengan baik. Hal terakhir yang disampaikan oleh beliau adalah tentang PJJ itu sendiri.
Menurut beliau PJJ yang dilakukan dimaksudkan agar tidak terjadinya lost of learning dan pengurangan kompetensi peserta didik. Direktorat dalam hal ini menyikapi hal tersebut dengan membuat kebijakan-kebijakan yang salah satunya adalah penyederhaan kurikulum. Kemudian, Kemendikbud juga menurut beliau sudah sangat serius menanggulangi masalah-masalah yang terjadi.
Salah satunya adalah dengan mengucurkan anggaran kepada siswa, guru, kepala sekolah, mahasiswa, dan dosen sebesar 7,2 Triliun Rupiah selama 4 bulan untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT untuk biaya paket internet dan lainnya yang berkaitan dengan PJJ.
Pemaparan selanjutnya di sampaikan oleh Sedyo Kusworo yang merupakan auditor utama Inspektorat Jenderal II Kemendikbud. Dalam paparannya beliau menjabarkan mengenai pemantauan terhadap implementasi KBM selama masa pandemic Covid-19 pada 9 provinsi, termasuk didalamnya provinsi kepulauan Bangka Belitung.
Secara umum, beliau menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi dalam PJJ , salah satu kendala yang tertinggi yaitu kendala jaringan internet yang tidak stabil/merata. 36,3% dari 641 responden mengalami masalah ini, disusul dengan masalah kuota sebesar 17,5%, dan kurang efektifnya penyampaian materi pada PJJ sebesar 10,5%. Hasil audit lain yang disampaikan berupa hasil implementasi kebijakan pembelajaran oleh orang tua wali dan guru di sembilan provinsi yang dilakukan pemantauan.
Kepala Bidang Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Kepulauan Bangka Belitung, Syaiful Bahri juga diberikan kesempatan menyampaikan paparannya. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri menurut beliau, menyikapi pandemic ini dengan berbagai macam pola.
Pola-pola ini kemudian di atur menyesuaikan regulasi yang tentative sesuai dengan keadaan yang ada. Namun menurut beliau, regulasi terakhir di Kepulauan Bangka Belitung adalah dengan menerapkan empat scenario. Skenario pertama dilakukan dengan membuka sebagian sekolah dan sebagian kelas.
Skenario ini berlaku untuk zona hijau dengan membagi siswa kedalam pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh. Skenario kedua yaitu dengan membuka sebagian sekolah dengan semua kelasnya belajar secara normal. Ketiga yaitu dengan membuka semua sekolah dengan ebagian kelasnya belajar.
Selanjutnya yang terakhir adalah dengan membuka semua sekolah dibuka dan semua kelas belajar secara normal. Pastinya keempat scenario ini dilakukan dengan tetap menggunakan protokol kesehatan. Selebihnya beliau juga menyebutkan bahwa keempat scenario tersebut dilakukan dengan support penuh dari pihak provinsi bagi sekolah, guru, dan siswa.
Syaiful Bahri juga menjelaskan upaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam mengatasi kendala yang terjadi saat PJJ harus diberlakukan. Menurut beliau, saat ini provinsi telah berupaya meningkatkan kompetensi guru dalam menyiapkan bahan ajar berbasis IT.
Hal ini dilakukan karena banyaknya guru yang masih salah dalam mengartikan pembelajaran jarak jauh. “Mereka kebanyakan tidak melakukan pembelajaran jarak jauh, namun hanya penugasan jarak jauh. Oleh sebab itu, kami siapkan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru yang seharusnya”, ucap Saiful.
Kendala lain seperti tidak adanya device untuk pembelajaran jarak jauh juga menjadi perhatian provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Siswa yang benar-benar tidak mampu menurut beliau telah didata dan telah diberikan device berupa Handphone. Selain itu, diberikan juga paket internet yang merupakan hasil kerjasama provinsi dengan salah satu provider.
Hal terakhir yang dilakukan menurut beliau adalah berupaya memenuhi satpras pendukung melalui APBD perubahan untuk menopang pembelajaran KBM secara tatap muka. Hal ini dilakukan agar sekolah dapat terbantu. Menutup paparannya beliau berharap agar keadaan dapat kembali normal.
Kepala SMA Negeri 1 Manggar, Sabarudin selanjutnya diberikan kesempatan dalam memaparkan peran sekolah dalam implementasi KBM di masa pandemi Covid-19. Singkat saja, Sabarudin menyebutkan bahwa SMA Negeri 1 Manggar telah melakukan empat hal pokok yaitu persiapan, implementasi, monitoring dan evaluasi, serta tindak lanjut.
Persiapan yang dimaksud dalam hal ini terbagi menjadi tiga yaitu persiapan secara umum, persiapan bagi guru dan persiapan bagi siswa. Pertama, persiapan secara umum yang dilakukan adalah dengan menganalisis dasar hukum, melakukan rapat konsultasi, membentuk satgas Covid-19, sosialisasi, perbaikan infrastuktur dan koordinasi dengan berbagai pihak. Selanjutnya adlaah persiapan pembelajaran bagi guru.
Kegiatan ini dilakukan dengan memetakan penguasaan guru terhadap IT, pembentukan tim IT sekolah, sosialisasi KI dan KD dalam kondisi khusus, pelatihan terkait protokol kesehatan dan PJJ, serta simulasi bimtek terhadap guru dalam proses KBM. Ketiga kegiatan persiapan ini dimaksudkan agar KBM di masa pandemi Covid-19 ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Pokok kedua yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Manggar menurut Sabarudin adalah implementasi. Tahap ini dilakukan untuk menerapkan persiapan yang telah dilakukan dalam KBM. Tahap ini dilakukan dengan penyusunan jadwal KBM, pembagian siswa yang masuk, serta pengaturan waktu belajar.
Selain itu juga dilakukan pelaksanaan protokol kesehatan sebelum dan sesudah belajar yang sesuai dengan prosedur serta memberikan dukungan kesehatan serta psikologis kepada peserta didik. Dalam tahap ini juga dijalin kemitraan dengan berbagai pihak guna mendukung KBM dalam masa ini.
Setelah ataupun saat tahap ini dilakukan, dimulai juga pokok ketiga yaitu monitoring dan evaluasi. Monitoring dalam hal ini dilakukan secara internal maupun eksternal, sedangkan evaluasi dilakukan terhadap jalannya KBM dan pelaksanaan protokol kesehatan.
kemudian menjelaskan mengenai pokok keempat yang dilakukan, yaitu tindak lanjut. Tindak lanjut ini dilakukan guna mengakomodir hal-hal yang dirasa masih kurang setelah tahap monitoring dan evaluasi yang dilakukan. Menutup paparannya, Sabarudin mengatakan bahwa pandemi bukanlah penghalang untuk berprestasi.
Hal ini dibuktikan dengan produktivitas yang semakin meningkat di SMA Negeri 1 Manggar dengan program sekolah literasi (Gerbang Menulis) yang dicanangkan.
Selama pandemic ini, kepala sekolah, guru, serta siswa menurutnya telah berhasil menerbitkan enam buku. Selain itu, pretasi lain juga menghampiri dengan didapatkannya penghargaan bagi kepsek, guru, serta prestasi-prestasi lain yang disumbangkan oleh siswa. “Saya rasa tidak ada alasan untuk hanya berpasrah dengan keadaan saat pandemi”, pungkasnya.