Lingkaranrakyat.com | Peningkatan kasus covid-19 di Indonesia kembali fenomenal, termasuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sempat dilonggarkan dengan menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ternyata tidak terlalu efektif jika tidak diikutkan dengan pemahaman yang komprehensif tentang pencegahan penyebaran virus covid-19.
Arie Kurniardi, salah seorang promotor kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat menilai, penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru hendaknya tidak sekedar slogan belaka, namun harus diimplementasikan dalam aktivitas kita sehari-hari.
“Semua pihak harus konsisten bersatu melawan covid-19. Jangan pernah sesekali menganggap remeh. Perubahan perilaku adalah hal yang paling utama untuk mengusir wabah, tanpa mengendorkan aktivitas” jelas Arie.
Perubahan perilaku yang Arie maksudkan adalah konsisten menggunakan masker, sesering mungkin mencuci tangan pakai sabun, dan selalu menjaga jarak. Dan ini sesuai dengan panduan strategi komunikasi perubahan perilaku dalam pencegahan covid-19 yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan RI.
Arie menegaskan, ketiga perilaku diatas adalah perilaku yang mampu mengusir wabah. Jika lalai, efeknya sangat krusial, bahkan berpotensi memunculkan banyak korban.
“Saya mengajak seluruh pihak untuk konsisten dan ikut serta mengedukasi masyarakat. Selain perangkat pemerintah, salah satu strategi komunikasinya bisa melalui peran serta ormas, dunia usaha, serta kalangan akademisi” Sambung Arie yang juga salah satu pendiri LSM Laskar Hijau Bangka Barat.
“Yang pertama adalah komitmen diri sendiri, selanjutnya kita sampaikan pesan itu kepada masyarakat, bangun norma baru di masyarakat untuk bergerak bersama mengusir wabah. Kebebasan kita dalam beraktivitas, harus diiringi dengan protokol kesehatan yang dijalankan secara konsisten” jelas Arie.
Seperti banyak diberitakan, wabah virus covid-19 masih belum dapat dikendalikan. Konsistensi semua pihak menjadi kunci untuk perubahan perilaku dalam kondisi Adaptasi Kebiasaan Baru untuk mencegah penyebaran virus covid-19. (E80)