Lingkaranrakyat.com – Manggar – Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ust. Try Mario Sandy, S.Pd.I menghimbau umat muslim di Belitung Timur untuk tetap menerapkan protokol kesehatan demi menjaga keselamatan bersama dari COVID-19, dalam memperingati dan menunaikan ibadah pada Hari Raya Idul Adha 1441 H yang jatuh pada Jum’at, (31/7).
“Kami menghimbau kepada umat untuk menghindari kerumunan yang punya potensi untuk terjadinya penularan. Apalagi tidak disiplin menggunakan masker, yang bisa menjadi masalah dalam hal kesehatan dan juga keselamatan,” tegas Ust. Rio saat dihubungi via telepon oleh pewarta lingkaranrakyat.com Rabu, (29/7).
Ust. Rio mengingatkan Umat muslim harus tetap Istiqomah menjalankan protokol kesehatan ditengah Pandemi. Mengingat salah satu kecamatan di Kabupaten Belitung Timur terdapat beberapa orang yang dinyatakan positif covid-19.
“Kita ini ada beberapa wilayah (di Beltim) yang terdapat pasien positif covid-19, maka dari itu harus tetap istiqomah menjalankan protokol kesehatan, memakai masker, kemudian wudhu dari rumah, membawa sajadah sendiri, menjaga jarak,” tutur Ust. Rio.
Di samping itu, saat akan melaksanakan shalat Idul Adha, masyarakat harus memastikan kondisi kesehatan diri terlebih dahulu agar tidak membahayakan diri dan orang lain.
“Kemudian juga kita pastikan kondisi kesehatan kita dan keluarga tetap fit. Ketika kita melihat bahwa diri kita sedang sakit, atau memiliki penyakit bawaan, maka sebaiknya tetap shalat di rumah saja,” tambah Ust. Rio.
Sementara itu, dalam rangkaian ibadah pemotongan hewan kurban, Ust. Rio menyampaikan untuk mengikuti himbauan yang disampaikan oleh MUI Pusat. Antara lain beberapa langkah yang dapat diambil oleh pihak terkait untuk tetap menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19, diantaranya adalah:
- Optimalisasi sarana yang telah tersedia, seperti Rumah Potong Hewan (RPH). Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan yang biasanya terjadi saat penyembelihan hewan kurban.
- Pihak yang melaksanakan kurban disunnahkan untuk menyembelih hewan kurbannya sendiri. Namun dalam kondisi seperti saat ini, penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi atau diwakilkan oleh orang yang memiliki keahlian.
- Jika terdapat hambatan untuk bekerja sama dengan RPH, maka penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan di tempat biasa namun tetap pastikan protokol kesehatan tetap dijalankan.
Di samping menerapkan protokol kesehatan saat melakukan ibadah kurban, Ust. Rio mengingatkan kepada seluruh umat Islam untuk tetap memastikan kesehatan hewan kurban agar tetap memenuhi syarat untuk bisa dijadikan kurban.
“Untuk itu, kita secara bersama-sama memperhatikan juga kondisi kesehatan hewan. Hewan yang akan kita sembelih, untuk kepentingan kurban dipastikan memenuhi syarat untuk dijadikan kurban dari sisi usia, dari sisi kesehatan,” ucap Ust. Rio.
Proses distribusi daging hewan kurban pun turut menjadi perhatian dalam penerapan protokol kesehatan. Pada hal ini, Ust. Rio menghimbau kepada panitia kurban untuk menghindari antrian saat membagikan daging kurban.
“Panitia kurban di masjid-masjid dan juga lembaga sosial yang bergerak di bidang pelayanan ibadah, pada saat distribusi jangan lagi masyarakat antri. Tetapi, panitia bergerak mendatangi mustahik untuk kepentingan distribusinya,” tutur Ustadz Rio.
Penulis : Agung